Lü Bu (呂布) (153–198)


Lü Bu adalah salah seorang jenderal yang hidup pada masa akhir pemerintahan Han timur. Walaupun dikenal sebagai petarung yang  tangguh dan handal, namun ia memiliki sifat dan moral yang tak terpuji, serta seorang pemimpin yang tidak cakap.

Nama kehormatan Lu Bu adalah Fengxian(奉先);,ia berasal dari Jiuyuan (九原), wilayah Wuyuan (五原郡)(sekarang ini merupakan daerah di Mongolia Dalam).
Karir Lu Bu dalam militer berawal saat ia direkrut oleh Ding Yuan (pada saat itu menjabat sebagai pengawas daerah propinsi Bingzhou, dan wilayah Henai), Ketika itu Lu Bu adalah ajudan dan anak angkat dari Ding Yuan.

Pada saat He Jin berseteru dengan para kasim istana, Ding Yuan dan pasukannya kembali ke ibukota dengan tujuan untuk membantu He Jin menyingkirkan para kasim istana. 
Ketika He Jin dibunuh oleh salah seorang pesuruh dari para kasim istana, kondisi tersebut memicu serangan ke dalam ibukota oleh pasukan aliansi para jenderal (yang dipimpin oleh Yuan Shao, dimana saat itu mendirikan barak pasukan di luar Ibu kota). Mereka berhasil menduduki ibukota, dan melakukan pembantaian terhadap sejumlah besar kasim istana.

Ketika Dong Zhuo dan pasukannya tiba di ibukota (paska tersingkirnya para kasim istana dari ibukota), Dong Zhuo melihat peluang untuk berkuasa, lalu melakukan kudeta, dan berhasil menduduki ibukota. Untuk memperkuat posisinya, Lu Bu berhasil dihasut oleh Dong Zhuo untuk membunuh Ding Yuan, dan lalu mengambil alih komando pasukannya. Atas keberhasilan tersebut, Lu Bu dipromosikan sebagai panglima pasukan kavaleri (騎都尉) dan juga sebagai anak angkat oleh Dong Zhuo. Dong Zhuo juga menaruh kepercayaan penuh kepada Lu Bu sebagai pengawal pribadinya.

Pada tahun 190, saat pasukan aliansi anti Dong Zhuo (yang dipimpin oleh Yuan Shao) menentang kekuasaan Dong Zhuo dan bergerak menuju ke ibukota , Dong Zhuo mengirim pasukan yang dipimpin oleh Lu Bu dan Hu Chen untuk menyerang salah satu pasukan aliansi yang dipimpin oleh Sun Jian di Yangren (陽人). Karena timbul perselisihan pribadi antara Lu Bu dengan Hu Chen, kondisi tersebut menguntungkan Sun Jian, sehingga Lu Bu dan Hu Chen dapat dikalahkan dan mundur.
Tak lama berselang, pasukan aliansi telah berhasil mengepung ibukota Luoyang. Ketika pasukan Sun Jian tiba tak jauh dari komplek pemakaman para raja, Dong Zhuo memimpin sendiri pasukannya untuk menghadang pasukan Sun Jian, namun pasukan Dong Zhuo mengalami kekalahan dan harus mundur. Saat pasukan Sun Jian tiba di gerbang Xuanyang (宣陽城門), kedatangannya dihadang oleh pasukan Lu Bu, namun Lu Bu harus menarik mundur pasukannya karena kembali mengalami kekalahan dari pasukan Sun Jian. Karena merasa terdesak oleh serangan pasukan aliansi, akhirnya Dong Zhuo memutuskan untuk memindahkan ibukota ke kota Chang’An, lalu memberikan perintah kepada pengikutnya untuk membumi hanguskan kota Luoyang (termasuk menjarah makam para raja).
     
Dong Zhuo memiliki temperamen yang kasar, dan pada saat yang sama, Lu Bu juga sedang terlibat hubungan gelap dengan salah seorang selir dari Dong Zhuo, sehingga lambat laun timbul perselisihan pribadi antara Lu Bu dengan Dong Zhuo. Hal tersebut diketahui oleh Wang Yun (pejabat senior urusan dalam istana司徒, saat itu), sehingga Wang Yun dan Shisun Rui 士孫瑞 (wakil sekertaris kerajaan (僕射 尚書)berencana menyingkirkan Dong Zhuo dengan memperuncing perselisihan pribadi antara Lu Bu dengan Dong Zhuo. Pada akhrnya Wang Yun berhasil membujuk Lu Bu untuk menjebak dan menyingkirkan Dong Zhuo. Dong Zhuo akhirnya tewas dibunuh oleh Lü Bu. Atas prestasi dan jasanya, Lu Bu mendapat anugerah sebagai panglima tinggi(奮威將軍) dan gelar pahlawan Wen (Marquis of Wen" (溫侯)) dari kaisar Xian.
Paska kematian Dong Zhuo, Wang Yun menolak permohonan amnesti dari seluruh mantan pengikut setia Dong Zhuo (seperti Li Jue, Guo Si, Fan Chow dan pengikut lainnya). Karena hal tersebut, mereka lalu menyerang ibukota yang saat itu sedang dipertahankan oleh Lu Bu. Walaupun sangat sulit (karena ketangguhan Lu Bu),namun akhirnya mantan pasukan pengikut setia Dong Zhuo (yang dipimpin oleh Li Jue) berhasil menduduki ibukota setelah Lu Bu berhasil diperdaya oleh Guo Si (dengan menantang duel untuk memancing Lu Bumeninggalkan pos pertahanannya). Lu Bu dan pengikutnya akhirnya melarikan diri karena tidak mampu membendung serangan pasukan Li Jue.

Setelah meninggalkan Chang’an (ibukota kerajaan), Lü Bu (dengan membawa penggalan kepala Dong Zhuo)danpengikutnya menuju ke Nanyang untuk mencari perlindungan kepada Yuan Shu. Lu Bu mengharapkan perlakuan istimewa dari Yuan Shu karena Lu Bu merasa telah berjasa atas kematian Dong Zhuo, tetapi Yuan Shu tidakmenyambutnya dengan baik karena sikap arogan Lu Bu. Lu Bu juga telah mengijinkan para pengikutnya merampas harta milik rakyat sipil di dalam wilayah kekuasaan Yuan ShuKarena merasa tidak mendapatkan perlakuan yang baik, akhirnya Lu Bu meninggalkan Yuan Shu, lalu menuju ke utara untuk bergabung denganYuan Shao.

Saat bergabung dengan Yuan Shao, Lu Bu (beserta dengan dua orang pengikutnya bernama Cheng Lian (成廉)dan Wei Yue (魏越)sempat membantu Yuan Shao memberantas gerombolan Heishan yang dipimpin Zhang Yan di sekitar wilayah Changshan(常山). Namun karena Lu Bu bersikap arogan dan pengikutnya sering melakukan perampasan terhadap harta rakyat sipil, hal tersebut menimbulkan kemarahan Yuan Shao.
Yuan Shao menyadari bahwa cepat atau lambat, Lu Bu akan menjadi ancaman yang serius kelak, sehingga secara tersembunyi ia mengutus sekelompok pembunuh bayaran untuk menyingkirkan Lu Bu. Lu Bu yang sudah mengantisipasi hal tersebut, akhirnya dapat lolos dan melarikan diri ke Henei untuk mencari perlindungan kepada Zhang Yang.

Saat dalam perjalanan menuju ke Henei, Lu Bu sempat singgah di kota Chenliu (merupakan bagian dari propinsi Yanzhou, wilayah kekuasaan Cao Cao). Ketika di kota Chenliu, Lu Bu sempat disambut dengan sangat baik oleh Zhang Miao (pada saat itu menjabat sebagai kepala daerah kota tersebut). Yuan Shao sempat murka saat mendengar kabar persahabatan antara Zhang Miao dengan Lu Bu. Ketika Zhang Miao mengetahui hal tersebut, timbul kekuatiran dalam dirinya akan hukuman dari Cao Cao menyebabkan Zhang Miao kuatir dengan hukumanCao Cao (saat itu Yuan Shao masih bersekutu dengan Cao Cao).

Setibanya di Henei, Zhang Yang menerima kedatangan Lu Bu dengan baik. Walaupun Li Jue dan Guo Si sempat menyuap Zhang Yang untuk menyingkirkan Lu Bu, namun Lu Bu berhasil meyakinkan Zhang Yang untuk tetap memberikannya tempat untuk menetap sementara waktu.

Saat Cao Cao memimpin sendiri pasukannya untuk menyerang propinsi Xuzhou pada tahun 194, para pejabat yang mengabdi kepada Cao Cao, seperti Chen Gong, Zhang Chow (adik dari Zhang Miao), Xu Si, dan Wang Kai berkomplot untuk melakukan pemberontakan. Mengetahui bahwa Zhang Miao bersahabat dengan Lu Bu, Chen Gong lalu mengajak Zhang Miao untuk bergabung dan mengikut sertakan Lu Bu. Dikarenakan adanya kesempatan, akhirnya Lu Bu berhasil menduduki kota Puyang (濮陽)dan mendeklarkan dirinya sebagai penguasa baru propinsi Yanzhou. Hampir seluruh distrik dan kota di propinsi Yanzhou bergabung dan menjadi bagian dari kekuasaan Lu Bu, kecuali distrik Juancheng (鄄城), distrik Dong'e (東阿), dan kota Fan ()Setelah mendengar kabar tersebut, Cao Cao menunda serangannya ke propinsi Xuzhou, lalu segera menarik pasukannya kembali untuk merebut propinsi Yanzhou dari Lu Bu. Selama 100 hari, terjadi pertempuran antara pasukan Cao Cao dengan pasukan Lu Bu tanpa hasil yang berarti bagi Cao Cao, hingga pada akhirnya timbulah serangan hama yang menyebabkan musibah kelaparan yang hebat melanda propinsi Yanzhou. Karena hal tersebut, Lu Bu akhirnya memindahkan pusat komandonya dari kota Puyang menuju ke kota Shanyang. Setelah melalui pertempuran yang panjang (dalam kurun waktu 2 tahun) akhirnya, Cao Cao dapat merebut kembali satu demi satu wilayah di propinsi Yanzhou dari Lu Bu. Setelah mengalami kekalahan dari Cao Cao dalam pertempuran JuyeLu Bu dan pengikutnya melarikan diri menuju propinsi Xuzhou untuk meminta perlindungan kepada Liu Bei.
Ketika Yuan Shu mengetahui bahwa Liu Bei memberikan perlindungan kepada Lu Bu, secara rahasia Yuan Shu mengirimkan surat kepada Lu Bu yang berisi ajakan kerja sama untuk menyerang Liu Bei dan menduduki propinsi XuzhouLu Bu akhirnya setuju dengan rencana tersebut.

Pada saat Yuan Shu mengirim pasukannya yang dipimpin oleh Ji Ling untuk menyerang Xuzhou, Liu Bei memimpin sendiri pasukannya menuju daerah Xuyi dan HuaiYin untuk membendung serangan tersebut, namun pada saat yang sama, terjadi perselisihan pribadi antara Zhang Fei (yang ditugaskan untuk menjaga kota Xiapi(下邳)) dengan Cao Bang yang berujung pada terbunuhnya Cao Bang, sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya kerusuhan dalam kota. Kondisi tersebut memberikan peluang kepada Lu Bu untuk menyerang dan mengalahkan Zhang Fei, dan lalu menduduki kota Xiapi. Lu Bu juga berhasil menyandera seluruh keluarga Liu Bei,dan keluarga seluruh pasukannya. Mengetahui hal tersebut, timbulah perpecahan dalam pasukan Liu Bei, sehingga akhirnya Liu Bei dan sisa pasukannya harus mundur ke distrik Haixi. Karena kalah jumlah, akhirnya pasukan Liu Bei mengalami kekalahan menghadapi serangan pasukan Ji Ling. Dengan kondisi pasukan yang memperihatinkan, pada akhirnya Liu Bei menyerah kepada Lu Bu. Lu Bu lalu membebaskan seluruh sandera dan menuntut kesediaan Liu Bei untuk membantunya mempertahanan kota Xiapi dari ancaman serangan pasukan Yuan Shu (salah satu syarat penyerahan dari Liu Bei). Pada akhirnya Liu Bei dan pengikutnya menyingkir dan menempati kota Xiaopei.

Pada bulan ke enam tahun 196, salah seorang pengikut Lu Bu yang bernama Hao Meng melakukan pemberontakkan di kota Xiapi, namun aksi tersebut dapat diredam oleh Gao Shun(komandan pasukan yang setia pada Lu Bu) dan Cao Xing(mantan bawahan dari Hao Meng). Hao Meng pun tewas terbunuh.

Pada awal tahun 197, setelah Yuan Shu mendeklarkan dirinya sebagai kaisar Zhong ()dengan berpusat di Shouchun (壽春), hal tersebut menyebabkan dirinya menjadi target oleh Cao Cao dan para jenderal lain yang masih setia pada kaisar, karena Yuan Shu telah dinyatakan sebagai pengkhianat. Persekutuan antara Lu Bu dengan Cao Cao kembali terjalin setelah Lu Bu berjanji akan memutuskan seluruh hubungan kerjasama dengan Yuan Shu, dan berbalik setia kepada kaisar (pemerintahan pusat).

Yuan Shu hendak membina persekutuan lebih baik dengan Lu Bu, ditandai dengan perjodohan salah seorang putranya dengan putri dari Lu Bu. Namun setelah mendengar nasihat dari Chen Gong, Lu Bu menolak perjodohan tersebutHan Yin (utusan dari Yuan Shu) lalu ditangkap dan dikirim ke Xuchang (ibukota pemerintahan pusat), dan akhirnya di hukum mati. Peristiwa tersebut membuat Yuan Shu murka sehingga ia memberi perintah kepada Zhang Xun untuk menyerang Lu Bu. Untuk memperkuat pasukannya, Yuan Shu lalu bersekutu dengan Han Xian dan Yang Feng. Namun berkat saran dari Chen Gui, akhirnya Lu Bu berhasil menghasut Han Xian dan Yang Feng untuk berpihak balik kepadanya, sehingga serangan pasukan Zhang Xun dapat dipatahkan oleh Gao Shun di Xiapi.
Tak lama berselang, Lu Bu (bersama dengan Han Xian dan Yang Feng) memimpin pasukan menuju ke ShaoChun(壽春) untuk menyerang Yuan Shu, mereka melakukan perampokan dan perampasan harta rakyat sipil sepanjang perjalanan hingga di distrik Zhongli (鍾離). Setelah memetik keberhasilan, Lu Bu menarik mundur pasukannya kembali ke Xiapi. Saat mengetahui hal tersebut, Yuan Shu memimpin sendiri pasukannya untuk mengejar, namun Lu Bu dan pasukannya telah berada di seberang sungai Huai untuk menuju kembali ke utara. 
Menjelang awal tahun 198, Lu Bu memperbaiki persekutuan kembali dengan Yuan Shu dan lalu mengirim pasukan yang dipimpin oleh Gao Shun untuk menyerang Liu Bei kembali yang saat itu menempati Xiaopei. Mengetahui hal tersebut, Cao Cao mengirim pasukannya yang dipimpin oleh Xiahou Dun untuk membantu pasukan Liu Bei membendung serangan tersebut. Karena mengalami kekalahan kembali, Liu Bei dan pengikutnya menyingkir dan mencari perlindungan kembali kepada Cao Cao. Tak lama berselang, Cao Cao memimpin sendiri pasukannya menyerang posisi Lu Bu yang bertahan di kota Xiapi.
Setelah mengalami pengepungan hingga tiga bulan lamanya, Lu Bu berniat untuk menyerah, namun Chen Gong dan pengikut lainnya mendesak Lu Bu untuk tetap bertahan, hal ini dikarenakan mereka tidak ingin dihukum (hukuman mati untuk para pengkhianat) oleh Cao Cao.
Chen Gong sempat memberikan solusi kepada Lu Bu untuk memutuskan pasokan logistik pasukan Cao Cao yang sudah mulai kelelahan, namun hal tersebut tidak dilakukan karena keraguan Lu Bu (keraguan tersebut muncul dikarenakan pengaruh dari istrinya yang tidak percaya dengan siasat dari Chen Gong). Lu Bu sempat meminta bantuan kepada Yuan Shu, namun bantuan tersebut terlambat tiba karena pada akhirnya Lu Bu ditangkap oleh Cao Cao setelah ia dikhianati oleh Hao Cheng, Song Xian dan Wei Xu (beberapa orang dari pengikutnya yangtelah membelot ke pihak Cao Cao). Pada saat yang sama, Chen Gong dan pengikutnya yang lain juga telah ditangkap dan diserahkan kepada Cao Cao.
Pada awalnya, Cao Cao berniat mengabulkan permohonan amnesti dari Lu Bu, namun setelah mempertimbangkan saran dari Liu Bei, akhirnya Lu Bu di eksekusi mati dengan hukuman gantung (bersama dengan Chen Gong dan pengikut lainnya),dan Gao Shun lebih memilih untuk dihukum mati (dengan pancung),sedangkan Zhang Liao memilih untuk menyerah dan mengabdi kepada Cao Cao.
Legenda mencatat, Lu Bu memiliki kuda bernama Kelinci Merah (赤兔马; Chìtù mǎ) yang terkenal daya tahannya dalam pertempuran. Kuda ini berasal dari Fergana yang menurut legenda dapat berlari sejauh 100 li (500 km) per hari. Dan pada akhirnya, Cao Cao memberikan Kuda “kelinci merah(赤兔马; Chìtù mǎ)“ sebagai hadiah kepada Guan Yu.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment